"Dimana rumahmu Nak?"
Orang bilang anakku seorang aktivis. Kata mereka namanya tersohor
dikampusnya sana. Orang bilang anakku seorang aktivis.Dengan segudang
kesibukan yang disebutnya amanah umat. Orang bilang anakku seorang
aktivis. Tapi bolehkah aku sampaikan padamu nak ? Ibu bilang engkau
hanya seorang putra kecil ibu yang lugu.
Anakku, sejak mereka
bilang engkau seorang aktivis ibu kembali mematut diri menjadi ibu
seorang aktivis. Dengan segala kesibukkanmu, ibu berusaha mengerti
betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat.
Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan
ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak ? Sungguh setengah dari umur
ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu
bersamamu nak, tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang
sia-sia.
Kamis, 29 Desember 2011
Aku Bukan Aktivis Kacangan
*Sebuah nasehat dari seniorku*
Ketika mendengar kata aktivis, yang terbayang pertama kali adalah mahasiswa pemberani yang bermental baja. Mahasiswa yang tidak takut untuk membela kebenaran, dan selalu aktif di hampir setiap kegiatan kampus. Siapa yang tidak mengenal dia, jika sudah menyandang sebuah nama aktivis. Setiap hari, bahkan setiap waktu ia sibuk mondar-mandir, bahkan lebih terlihat sibuk di banding dengan pegawai kampus.
Namun, sangat di sayang kan. Seorang aktivis terkadang mempunyai cap yang jelek. Dari jarang masuk ruang kuliah, dapat nilai yang pas-pasan, hingga tamat kuliah di akhir waktu yang telah di tentukan. Itulah aktivis “kacangan”. Terlihat dari luar terasa enak dan menggiurkan. Akan menyihir orang lain hingga terpukau karena kulitnya tadi. Padahal, isi dalam nya sendiri busuk, hingga tidak bisa di nikmati.
Artinya, hati-hati ketika sudah menyandang sebuah nama aktivis. Berbagai citra akan di berikan. Dan itu memang konsekuensi dan tanggung jawab atas sebuah pilihan yang sudah di tempuh.
Yang menjadi pertanyaan, maukah kamu ketika orang mengatakan bahwa kamu adalah Aktivis Kacangan????
Ketika mendengar kata aktivis, yang terbayang pertama kali adalah mahasiswa pemberani yang bermental baja. Mahasiswa yang tidak takut untuk membela kebenaran, dan selalu aktif di hampir setiap kegiatan kampus. Siapa yang tidak mengenal dia, jika sudah menyandang sebuah nama aktivis. Setiap hari, bahkan setiap waktu ia sibuk mondar-mandir, bahkan lebih terlihat sibuk di banding dengan pegawai kampus.
Namun, sangat di sayang kan. Seorang aktivis terkadang mempunyai cap yang jelek. Dari jarang masuk ruang kuliah, dapat nilai yang pas-pasan, hingga tamat kuliah di akhir waktu yang telah di tentukan. Itulah aktivis “kacangan”. Terlihat dari luar terasa enak dan menggiurkan. Akan menyihir orang lain hingga terpukau karena kulitnya tadi. Padahal, isi dalam nya sendiri busuk, hingga tidak bisa di nikmati.
Artinya, hati-hati ketika sudah menyandang sebuah nama aktivis. Berbagai citra akan di berikan. Dan itu memang konsekuensi dan tanggung jawab atas sebuah pilihan yang sudah di tempuh.
Yang menjadi pertanyaan, maukah kamu ketika orang mengatakan bahwa kamu adalah Aktivis Kacangan????
Langganan:
Postingan (Atom)